Laman

Sabtu, 11 Februari 2012

Ke Sibayak yook

Sebelum berangkat
Menghabiskan libur semester yang enak itu dengan berjalan-jalan tentunya. Salah satu tempat asik buat jalan2-jalan adalah mendaki gunung. Gunung ini mungkin sudah familiar di kuping anak medan. Tapi baru sekali ini aku kesana. Gunung sibayak merupakan gunung yang masih aktif mungkin, karna ada belerang yg menyembur dari sisi-sisinya.
Kami berjalan ke sibayak dari pasar berastagi menuju pos memulai pendakian. Di pos itu di daftar berapa orang yang mau mendaki dan ada bayaran. Disinilah yang mau berganti sepatu baju, dan pakaian untuk mendaki. Atau disini juga masih bisa jika ingin merubah niat. Soalnya kami berjalan dari pasar brastagi kesini aja hampir 1 jam. Jadi boleh aja kalau ada yang ingin merubah niat dan balik kemedan. Nih tempatnya.

Malangnya, disini kami ganti pakaian hanya ditutupi selembar sarung
Selanjutnya mendaki ke atas selama 2 jam lebih. sebenarnya bisa aja naik angkot keatas, terus jalan lagi kurang lebih 1 jam. Tapi kami lebih memutuskan berjalan kaki, biar agak menantang dikit. Aneh juga sih. Memang saat mendaki kami beristirahat berkali-kali, karena tanjakan nya curam, dan saat kami kesana kabut sedang tebal-tebalnya. beginilah jadinya

Nih orang memang gini kalau lagi istirahat
Gara-gara motret terus, aku jadi ketinggalan


Begaya dulu sekali-sekali

Menggenggam mentari
Sampai diatas, mulai ada bau-bau belerang gitu. Nyengat kali. Pertama sampai kami langsung mendirikan tenda. Tenda yang sempit ini di huni 4-5 orang. Aku nggak bisa bayangin kalau ada orang yang tega buang angin di dalam gubuk derita tersebut.  Maghrib pun menjelang, dan kami mempersiapkan api. Kami masak nasi dan mie. Setelah itu kami menjamak Maghrib dan Isya'. Malam kurang bersahabat dengan kami. Kabut datang dengan tebalnya. Jarak pandang hanya beberapa meter. Kami semua tidur pada pukul 10 malam.

Sepertinya banyak yang mendirikan tenda, padahal yang lain itu hanya memperhatikan
Majelis tetap berjalan

Dimana pun itu, ibadah tetap yang paling utama
Esoknya, kami bangun jam 5 dan langsung sholat subuh. Pas wudhu? dingiiiiiiin kali. Serasa menusuk tulang tuh dinginnya. Setelah itu kami menghidupkan api dan mempersiapkan sarapan. Menu? sama aja, mie dan nasi. Habis itu kami naik ke kawah dan melihat matahari terbit. Tapi sayang, banyak awan yang menutupi. Jadilah tuh pemandangan kayak negeri di atas awan. Diatas jugak sangat enak buat teriak sekeras-kerasnya. Setelah teriak gitu, plong rasanya.

Pengendali api

Rasanya pingin jalan diatas awan ini



Puas lihat sunrise, kami langsung turun, dan sarapan pun sudah terhidangkan. Mau gak mau kami harus gak mau nolak nih sarapan. Rasa lapar dan capek membuat kami melahap semuanya. Habis? gak jugak sih.  

Apapun bentuknya, nih makanan masih lebih baik dari pada ngga makan
Setelah sarapan, kami bersiap-siap pulang. Sebelum kami pulang, kami sempat melihat 4 rombongan yang mendaki dan sampai pagi harinya. 3 rombongan dari luar negeri (bule), dan 1 rombongan lagi orang2 Indonesia. Menurunin gunung sama saja capek nya sama menaikinya. Pas sudah berjalan sekitar 2 jam lebih, kami pun memutuskan naik angkot ke pasar brastagi, tempat ada bus yang ke Medan. Jaket, tas (punyak orang), baju, semuanya bauk belerang.
sangat kontras yang mana orang barat dan yang mana orang timur
Di jalan juga kadang aku motret objek-objek yang bagus, nih contohnya

Walaupun kalian curiga, ini asli air embun, bukan air yang lain